MAKALAH AKUNTANSI INTERNASIONAL
INFLASI
Disusun Oleh :
Putri Citraningrum
27213001
4EB29
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2017
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam perkembangan
ekonomi saat ini telah timbul berbagai macam adanya inflasi dalam perubahan
harga. Inflasi dapat didefinisikan sangat sederhana sebagai kenaikan tingkat
harga rata-rata untuk barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Banyak dari
kita sangat menyadari fenomena ini. Inflasi merupakan fenomena dunia yang
banyak terjadi di negara berkembang, namun kecenderungan yang ada di negara
maju mengadopsi “akuntansi inflasi” untuk memperbaiki penyimpanan dari convensional
historical cost accounting yang memasukkan unsur perubahan harga dan
inflasi pada pendapatan dan asset. Perubahan harga menimbulkan masalah
bagi akuntansi dalam hal penilaian, unit pengukur, dan pemertahanan kapital.
Masalah penilaian berkaitan dengan dasar yang harus digunakan untuk mengukur
nilai pos pada suatu saat. Masalah unit pengukur berkaitan dengan perubahan
daya beli akibat perubahan tingkat harga umum. Masalah pemertahanan capital
berkaitan dengan pengertian laba sebagai selisih dua kapital yang harus
ditentukan jenisnya; financial atau fisis.
Akuntansi bagi
perubahan harga secara khusus berhubungan erat dengan manajer perusahaan
multinasional karena tingkat inflasi bervariasi secara substansial antara suatu
negara dengan negara lainnya, sehingga meningkatkan kemungkinan dipengaruhinya
pelaporan hasil-hasil operasi oleh efek-efek distorstif dari
inflasi. Pengaruh inflasi terhadap posisi keuangan dan kinerja perusahaan
dapat mengakibatkan tidak efisiennya keputusan operasional yang dibuat oleh
manajer yang tidak mengerti pengaruh dari inflasi itu sendiri. Dalam kaitannya
dengan posisi keuangan, aktiva keuangan seperti nilai kas akan berkurang
nilainya selama inflasi karena menurunnya daya
beli. Konsekuensi-konsekuensi internasional dari inflasi global sangat
mengganggu. Karena inflasi telah mengikis standar kehidupan sekarang ini yang
memiliki penghasilan dan memperumit pengambilan keputusan bisnis
secar signifikan, terjadinya kegelisahan politik sosial yang luas,
tekanan-tekanan ekonomis tidak di ragukan lagi tidak menyebabkan pergolakan-pergolakan
politik yang telah memberi warna pada politik global dalam kemajuan saat ini.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud
dengan akuntansi perubahan harga?
2.
Bagaimana cara
penyesuaian inflasi bagi perubahan harga?
3.
Apa saja penyebab
dari inflasi?
4.
Apa dampak yang
ditimbulkan dari inflasi?
5.
Bagaimana cara
mengatasi inflasi?
6.
Bagaimana sudut
pandang internasional terhadap akuntansi inflasi?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui
bagaimana akuntansi bagi perubahan harga.
2.
Untuk mengetahui
bagaimana penyesuaian inflasi bagi perubahan harga.
3.
Untuk mengetahui
penyebab dari inflasi.
4.
Untuk mengetahui
dampak yang ditimbulkan dari inflasi.
5.
Untuk mengetahui cara
mengatasi inflasi.
6.
Untuk mengetahui
bagaimana sudut pandang internasional terhadap akuntansi inflasi.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Perubahan
Harga
Akuntansi perubahan
harga (accounting for price changes) mengacu pada perlakuan akuntansi
terhadap perubahan atau selisih harga dan masalah akuntansi dalam kondisi
yang didalamnya harga-harga berubah. Dalam merancang akuntansi yang akan
diterapkan dalam suatu lingkungan ekonomik tertentu, perlu ditentukan struktur
atau rerangka akuntansi pokok yang menghasilkan statemen keuangan dasar.
Untuk
memahami makna istilah perubahan harga (changing prices), harus dibedakan antara
pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik, yang keduanya masuk dalam
istilah perubahan harga itu.
1. Perubahan harga umum
Suatu perubahan harga
umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu
perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau
mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi
(inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi (deflation).
2. Perubahan harga
spesifik
Perubahan harga
spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang
disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran.
B. Penggolongan Inflasi
1.
Berdasarkan asalnya
Inflasi berdasar asalnya dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu:
a. Inflasi yang berasal dari dalam negeri
Inflasi berasal dari
dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang
dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga
bahan makanan menjadi mahal.
b. Inflasi yang berasal dari luar negeri
Inflasi dari luar
negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor.
Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau
adanya kenaikan tarif impor barang.
2.
Berdasarkan besarnya
cakupan pengaruh terhadap harga
a. Inflasi Tertutup (Closed Inflation)
Jika kenaikan harga yang terjadi
hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut
inflasi tertutup (Closed Inflation).
b. Inflasi terbuka (Open Inflation)
Apabila kenaikan harga terjadi
pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka
(Open Inflation).
c.
Inflasi yang tidak
terkendali (Hiperinflasi)
Apabila serangan inflasi demikian
hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga
orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot
disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).
C. Penyesuaian Inflasi
Serangkaian
metode statistik yang mengukur perubahan-perubahan harga, baik perubahan umum maupun
perubahan spesifik, umumnya tidak bergerak dalampola yang parallel. Selain itu,
masing-masing jenis perubahan harga efeknya berbeda-beda terhadap ukuran posisi
keuangan dan kinerja operasi perusahaan. sehingga konsekuensinya, jenis
perubahan ini harus di pertimbangkan sesuai dengan yang berbeda. Selanjutnya,
akuntansi bagi efek perubahan tingkat harga umum disebut sebagai model biaya
historis-daya beli konstan. akuntansi bagi perubahan harga spesifik disebut
sebagai model nilai ( biaya ) berjalan.
1. Penyesuaian tingkat
harga umum
Model biaya
historis-dolar konstan mempertimbangkan perubahan harga ini dengan mengukur
laba sedemikian rupa sehingga pendapatan tersebut mencerminkan jumlah maksimum
sumber daya yang dapat didistribusikan ke berbagai pihak yang berhak selama
periode tertentu, dan pada saat yang sama mempertahankan kemampuan perusahaan
untuk memperoleh jumlah barang dan jasa yang secara umum sama, pada akhir
periode, dengan jumlah barang dan jasa yang dapat diperolehnya pada awal
periode.
2. Penyesuaian biaya
berjalan
Model biaya berjalan
memandang laba sebagai jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan selama
periode tertentu, dengan mengbaikan pertimbangan pajak, dan pada saat yang sama
mempertahankan kapasitas produkstif atau modal fisik peusahaan .salah satu cara
untuk melakukan hal ini adalah dengan menyesuaiakan posisi aktiva bersih awal
perusahaan dengan menggunakan indeks-indeks harga spesifik yang sesuai (direct
pricing) untuk mencerminkan perubahan-perubahan biaya berjalan yang ekuivalen
dari sebuah item selama periode yang dimaksud. jadi, sementara tujuan dari
penyesuaian tingkat harga umum adalah untuk mempertahankan daya beli umum dari
modal uang awal perusahaan, serta berupaya untuk mempertahankan modal fisik
atau kapasitas produktif perusahaan.
Sehingga dengan
adanya perubahan harga dalam akuntansi maka akan terjadi inflasi yang
merupakan kenaikan tingkat harga rata-rata yang bersifat sementara atau
berlangsung terus-menerus. Ketika kenaikan tersebut berlangsung dalam waktu
yang lama dan terjadi hampir pada seluruh barang dan jasa maka gejala ini
disebut inflasi.
D. Penyebab
Inflasi
Penyebab terjadinya
inflasi secara umum bisa dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.
Demand-pull inflation
Bertambahnya
permintaan terhadap barang dan jasa menyebabkan bertambahnya permintaan
faktor-faktor produksi. Meningkatnya permintaan terhadap produksi menyebabkan
harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi terjadi karena kenaikan dalam
permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full
employment. Inflasi yang ditimbulkan oleh permintaan total yang berlebihan
sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga dikenal dengan istilah demand
pull inflation.
2. Cost-push inflation
Inflasi ini terjadi
akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan harga
produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik.
E.
Dampak Inflasi
Inflasi
mempunyai dampak terhadap individu maupun bagi kegiatan perekonomian secara
luas. Dampak yang ditimbulkan dapat bersifat negatif atau pun positif,
tergantung pada tingkat keparahannya.
1. Dampak positif
Pengaruh positif
inflasi terjadi apabila tingkat inflasi masih berada pada persentase tingkat
bunga kredit yang berlaku. Misalnya, pada saat itu tingkat bunga kredit adalah
15% per tahun dan tingkat inflasi 5%. Bagi negara maju, inflasi seperti ini
akan mendorong kegiatan ekonomi dan pembangunan. Mengapa demikian? Hal ini
terjadi, karena para pengusaha/ wirausahawan di negara maju dapat memanfaatkan
kenaikan harga untuk berinvestasi, memproduksi, serta menjual barang dan jasa.
2. Dampak Negatif
Inflasi yang terlalu
tinggi membawa dampak yang tidak sedikit terhadap perekonomian, terutama
tingkat kemakmuran masyarakat. Dampak inflasi tersebut, antara lain:
1)
Dampak Inflasi
terhadap Pemerataan Pendapatan
2)
Dampak Inflasi
terhadap Output (Hasil Produksi)
3)
Mendorong Penanaman
Modal Spekulatif
4)
Menyebabkan Tingkat
Bunga Meningkat dan Akan Mengurangi Investasi
5)
Menimbulkan
Ketidakpastian Keadaan Ekonomi di Masa Depan
6)
Menimbulkan Masalah
Neraca Pembayaran
F. Cara Mengatasi Inflasi
1)
Kebijakan moneter
Menurut teori moneter
klasik, inflasi terjadi karena penambahan jumlah uang beredar. Dengan demikian,
secara teoretis relatif mudah untuk mengatasi inflasi, yaitu dengan
mengendalikan jumlah uang beredar itu sendiri. Kebijakan moneter adalah
tindakan yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mengurangi atau menambah
jumlah uang beredar. Ketika jumlah uang beredar terlalu berlebihan sehingga
inflasi meningkat tajam, Bank Indonesia akan segera menerapkan berbagai
kebijakan moneter untuk mengurangi peredaran uang.
2)
Kebijakan fiskal
Bagaimana kebijakan
fiskal dapat mengendalikan inflasi? Seperti Anda ketahui, kebijakan fiskal
adalah kebijakan yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Kebijakan fiskal dilakukan pemerintah untuk mengurangi inflasi adalah
mengurangi pengeluaran pemerintah, menaikkan tarif pajak dan mengadakan
pinjaman pemerintah.
3)
Kebijakan Non-Moneter dan Non-Fiskal
Selain kebijakan
moneter dan kebijakan fiskal, pemerintah melakukan kebijakan nonmoneter/
nonfiskal dengan tiga cara, yaitu menaikkan hasil produksi, menstabilkan upah
(gaji), dan pengamanan harga, serta distribusi barang.
G.
Sudut Pandang
Internasional Terhadap Akuntansi Inflasi
a) AMERIKA SERIKAT
Pada tahun 1979, FSAB
mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (statement of financial
accounting standards-SFAS) No. 33. Berjudul “pelaporan keuangan dan perubahan
harga”, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki
persediaan dan aktiva tetap.
Banyak pengguna dan
penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No.33 mengemukakan
bahwa :
a.
Pengungkapan ganda
yang diwajibkan oleh FASB membingungkan.
b.
Biaya untuk
penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar.
c.
Pengungkapan daya
beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila
dibandingkan data biaya kini.
Oleh
karena itu, FASB memutuskan untuk menyarankan, dan tidak mewajibkan, perusahaan
pelaporan di AS untuk mengungkapkan baik informasi daya beli tetap biaya
historis maupun daya beli tetap biaya kini. Pedoman yang diterbitkan oleh FASB
(SFAS 89) bertujuan untuk membantu perusahaan yang melaporkan pengaruh
perubahan harga terhadap laporan keuangan, disamping sebagai cikal bakal
standar akuntansi inflasi dimasa mendatang.
b) INGGRIS
Komite Standar
Akuntansi Inggris (Accounting Standard Commitee-ASC) menerbitkan Pernyataan
Standard Praktik Akuntansi 16 (Statement Of Standard Accounting Practice-SSAP
16). Perbedaan SSAP 16 dengan SFAS 33 yaitu :
1.
Apabila standar AS
mengharuskan akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya
metode biaya kini untuk pelaporan eksternal.
2.
Apabila penyesuaian
inflasi AS berpusat pad laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris
mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta pencatatan
penjelasan.
Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan
pelaporan :
1.
Menyajikan akun-akun
biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya
historis.
2.
Menyajikan akun-akun
biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya
kini.
3.
Menyediakan akun-akun
biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya
historis yang memadai.
c) BRASIL
Inflasi sering
dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari dunia bisnis di Amerika
Latin, Eropa Timur dan Asia Tenggara. Mengingat pengalamannya dengan inflasi
dimasa lalu, pendekatan yang dilakukan oleh brasil terhadap akuntansi inflasi
sangat informatif.
Akuntansi inflasi
yang direkomendasikan di Brasil hari ini mencerminkan 2 kelompok pilihan
pelaporan, Undang-Undang perusahaan Brasil dan Komisi Sekuritas dan Bursa
Brasil. Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan undang-undang perusahaan
menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan
menggunakan indeks harga yang diakui oleh Pemerintah Federal untuk mengukur
devaluasi mata uang lokal. Aktiva permanen meliputi aktiva tetap, gedung,
investasi, beban tangguhan dan depresiasi terkait, serta akun-akun amortisasi
atau deplesi ( termasuk setiap provisi kerugiaan yang terkait ). Akun-akun
ekuitas pemegang saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan
revaluasi, laba ditahan, dan akun cadangan modal yang digunakan untuk mencatat
penyesuaian tingkat harga terhadap modal. Akun yang disebut terakhir berasal
dari revaluasi aset tetap kedalam biaya pengganti kininya, setelah dikurangi
provisi penyusutan teknis dan fisik.
Penyesuaian inflasi terhadap aset permanen dan ekuitas
pemegang saham diterima bersih, dan kelebihannya diungkapkan secara terpisah
dalam laba kini sebagai laba atau rugi koreksi moneter. Penyesuaian tingkat
harga terhadap ekuitas pemegang saham (BRL275) merupakan jumlah yang mesti
ditumbuhkan lewat investasi pemegang saham diawal tahun, guna mengatasi
inflasi. Penyesuaian aset permanen yang lebih sedikit dari penyesuaian ekuitas
menimbulkan rugi daya beli, yang tercermin dalam aset moneter bersih yang
diungkapkan oleh perusahaan yaitu modal kerja.
PENUTUP
Inflasi merupakan
fenomena dunia yang banyak terjadi di negara berkembang, namun kecenderungan
yang ada di negara maju mengadopsi “akuntansi inflasi” untuk memperbaiki
penyimpangan dari convensional historical cost accounting yang
memasukkan unsur perubahan harga dan inflasi pada pendapatan dan
asset. Perubahan harga menimbulkan masalah bagi akuntansi dalam hal
penilaian, unit pengukur, dan pemertahanan
kapital. Konsekuensi-konsekuensi internasional dari inflasi global sangat
mengganggu. Karena inflasi telah mengikis standar kehidupan sekarang ini yang
memiliki penghasilan dan memperumit pengambilan keputusan bisnis
secar signifikan, terjadinya kegelisahan politik sosial yang luas,
tekanan-tekanan ekonomis tidak di ragukan lagi tidak menyebabkan
pergolakan-pergolakan politik yang telah memberi warna pada politik global
dalam kemajuan saat ini. Pemerintah-pemerintah di seluruh dunia telah mencoba
berbagai cara yang potensial untuk menanggulangi inflasi. Diantaranya adalah
kebijakan moneter dan fiskal yang restriktif, peraturan-peraturan yang
ditujukan untuk mengendalikan upah dan harga-harga, dan aktivitas-aktivitas
pengaturan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA